Jumlah pertumbuhan penduduk usia lanjut (lansia) di dunia semakin
meningkat yang diperkirakan akan menjadi masalah baru bagi dunia
kesehatan.
Untuk mencegah munculnya masalah akibat ledakan jumlah lansia, WHO mencanangkan program peningkatan kesehatan agar seseorang memiliki usia yang lebih panjang dan tetap produktif.
Sampai sekarang ini, penduduk di 11 negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050. Sehingga, pada Hari Kesehatan Sedunia tanggal 7 April 2012, WHO mengajak negara-negara untuk menjadikan penuaan sebagai prioritas penting mulai dari sekarang.
Rata-rata usia harapan hidup di negara-negara kawasan Asia Tenggara adalah 70 tahun, sedangkan usia harapan hidup di Indonesia sendiri termasuk cukup tinggi yaitu 71 tahun, berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011.
Karena angka usia harapan hidup yang tinggi tersebut, kemungkinan terjadinya peningkatan jumlah lansia suatu saat nanti akan semakin besar. Sehingga peningkatan jumlah lansia tersebut juga harus diiringi dengan peningkatan kesehatan mulai dari sejak lahir agar tetap sehat dan produktif di usia tua.
"Program ini dikatakan berhasil jika para lansia masih tetap mandiri dan produktif di usia tuanya. Idealnya, seseorang yang telah mencapai usia lanjut harus tetap menjadi teladan bagi orang lain baik itu sehat secara fisik maupun mental, seperti lebih bijaksana, berperilaku positif dan dapat menempatkan diri sebagai orang yang patut dicontoh," kata Dr. Samlee Plianbangchang, Direktor Regional WHO kawasan Asia Tenggara kepada detikHealth, Senin(10/9/12).
Seorang lansia yang tetap sehat di hari tuanya, akan mampu mengembangkan keterampilannya dan tidak banyak bergantung pada orang lain.
Para lansia dinilai mandiri dan produktif jika masih tetap dapat melakukan aktivitas positif seperti merawat cucu, membuat kerajinan tangan, atau bahkan masih mampu menjadi tenaga pengajar di suatu universitas dan lain sebagainya.
Jika semua lansia dapat lebih produktif di usia tuanya, masalah kesehatan terkait dengan penumpukan jumlah lansia yang sakit-sakitan akan berkurang. Sehingga suatu negara tidak akan menghadapi dampak negatif dari pertumbuhan jumlah lansia yang besar di kemudian hari.
Untuk mencegah munculnya masalah akibat ledakan jumlah lansia, WHO mencanangkan program peningkatan kesehatan agar seseorang memiliki usia yang lebih panjang dan tetap produktif.
Sampai sekarang ini, penduduk di 11 negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050. Sehingga, pada Hari Kesehatan Sedunia tanggal 7 April 2012, WHO mengajak negara-negara untuk menjadikan penuaan sebagai prioritas penting mulai dari sekarang.
Rata-rata usia harapan hidup di negara-negara kawasan Asia Tenggara adalah 70 tahun, sedangkan usia harapan hidup di Indonesia sendiri termasuk cukup tinggi yaitu 71 tahun, berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011.
Karena angka usia harapan hidup yang tinggi tersebut, kemungkinan terjadinya peningkatan jumlah lansia suatu saat nanti akan semakin besar. Sehingga peningkatan jumlah lansia tersebut juga harus diiringi dengan peningkatan kesehatan mulai dari sejak lahir agar tetap sehat dan produktif di usia tua.
"Program ini dikatakan berhasil jika para lansia masih tetap mandiri dan produktif di usia tuanya. Idealnya, seseorang yang telah mencapai usia lanjut harus tetap menjadi teladan bagi orang lain baik itu sehat secara fisik maupun mental, seperti lebih bijaksana, berperilaku positif dan dapat menempatkan diri sebagai orang yang patut dicontoh," kata Dr. Samlee Plianbangchang, Direktor Regional WHO kawasan Asia Tenggara kepada detikHealth, Senin(10/9/12).
Seorang lansia yang tetap sehat di hari tuanya, akan mampu mengembangkan keterampilannya dan tidak banyak bergantung pada orang lain.
Para lansia dinilai mandiri dan produktif jika masih tetap dapat melakukan aktivitas positif seperti merawat cucu, membuat kerajinan tangan, atau bahkan masih mampu menjadi tenaga pengajar di suatu universitas dan lain sebagainya.
Jika semua lansia dapat lebih produktif di usia tuanya, masalah kesehatan terkait dengan penumpukan jumlah lansia yang sakit-sakitan akan berkurang. Sehingga suatu negara tidak akan menghadapi dampak negatif dari pertumbuhan jumlah lansia yang besar di kemudian hari.